Penyuluhan dan Komunikasi Perikanan
Extension and Communication of Fisheries
![Extension and Communication of Fisheries](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHYvyA89zvNHbkcrdPfFZoxafv5Ss22epCswGW8sY_cR-AuM0R8w-eoh6OqHpAm1fdy7Y2kFTbnR1vc2J_thAkfxcYAn-u9-Taq9JDi-16eQRHyNdjDw0DhqpwUlOPGkMzfkS8Rf6Lesc/s1600/fg.jpg)
Sabtu, 28 September 2013
Menangkap Ikan Menggunakan Cahaya
Model Kombinasi Flapper, Selektor dan Mata Jaring Bujursangkar Untuk Efektivitas Alat Tangkap
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEia6sJtgPrLoUCmtT7flNu_YdgjjOLslAz1aIdcH6ImvDFp0KPyxWCm9rhXeh_1G9L1-q06JJ7cTXP82Wcec9lok1HgOSNZtwwgoYo5x3w4rbJaCDPScAW83HLi0V1xgmpImeM6liPEb-I/s320/Model.jpg)
Kamis, 26 September 2013
Ekstrak Ikan Gabus, Percepat Penyembuhan Penyakit pada Tubuh Manusia
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimJL2eJQaBA9yht5qsEhpZajElPeARn_TOf04Kp6OHs853-RPRT46KNvBSJQYYAyxBu5s7G9cCTMJP709qn4S7X_zkjjQ2V70Gw0j5ps5N-8_bwwv5gejSd2PRMKUuUoBwLiW_YIxAuPc/s320/gabus.jpg)
Produk ekstrak gabus berguna membantu meningkatkan kesehatan serta mempercepat kesembuhan dan pemulihan penderita: kekurangan albumin, protein, haemoglobin, zat besi, penyakit stroke, diabetes mellitus, kanker, lupus, parkinson, jantung, penyakit hati, ginjal, asma, pasca operasi, lanjut usia, dan lain-lain.
Pengembangan Teknologi Penangkapan Dalam Pengelolaan Sumberdaya Ikan
Kegiatan penangkapan ikan di wilayah perairan
Indonesia sudah mendekati kondisi yang kritis. Tekanan penangkapan yang
meningkat dari hari ke hari semakin mempercepat penurunan stok sumberdaya ikan.
Tingginya tekanan penangkapan khususnya di pesisir pantai telah menyebabkan
menurunnya stok sumber daya ikan dan meningkatnya kompetisi antar alat
penangkapan ikan yang tidak jarang menimbulkan konflik diantara nelayan.
Sebagai akibat dari menurunnya pendapatan, nelayan melakukan berbagai macam
inovasi dan modifikasi alat penangkapan ikan untuk menutupi biaya operasi
penangkapannya.
Pelanggaran penggunaan alat tangkap dan metoda
penangkapan ikan bukan berita baru lagi dalam kegiatan penangkapan ikan. Salah
satunya adalah pelanggaran penggunaan trawl (pukat
harimau) secara illegal di beberapa wilayah peraiaran.
Pemerintah (dalam hal ini DKP) sebenarnya tidak
menutup mata atas semua kejadian pelanggaran itu. Penegakan hukum terhadap
pelanggar memang sudah dilakukan. Namun, kesulitan mengontrol seluruh aktivitas
nelayan khususnya di daerah terpencil dan perbatasan telah mendorong
meningkatnya pelanggaran penangkapan ikan (illegal fishing).
Satelit Oseanografi Untuk Nelayan
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivBCxt5JIqXUgju1sWNL_qMCUnpm2ULJrMSuvqekklR8Sl0u0xHsoOL0vtD5fuIdEZg-F6nUvu9jV0uba8AtGyPkYNS_-wF6FnHjpZ57SOYiraDFWP6FFxCIbIG0AZyVVXSXIiSqXQqcw/s1600/136424.jpg)
Sementara untuk nelayan Indonesia masih mengandalkan naluri dan pengalaman
semata untuk menangkap ikan. Disamping itu pemakaian teknologi maju, sekalipun
sudah baku seperti GPS (Global Positioning System) sebagai alat bantu navigasi
yang dapat memandu mereka mencari lokasi yang ditunjukkan citra satelit
oseanografi, sampai saat ini masih langka dimiliki nelayan tradisionil
Indonesia. Tidak heran apabila sering kita dengar nelayan hilang atau pulang
membawa hasil tangkapan sekadarnya, tanpa nilai tambah untuk perbaikan ekonomi
keluarga mereka.
Pembangunan Negara Maritim
Ada lima aspek yang dapat menjadi modal utama dalam menopang penguatan
pembangunan negara maritim modern di Indonesia. Sepakat dengan Son Diamar
(2001), kelima aspek tersebut dapat menjadi pengamanan dan penguatan wilayah
maritim Republik Indonesia secara terpadu. Masing-masing aspek tersebut
memberikan pemahaman saling mendukung dan menguatkan.
Peneguhan pemahaman terhadap wawasan maritim yang menjadi pilar pertama
dapat dilakukan dengan menumbuhkan kembali kesadaran geografis. Kesadaran
geografis dapat dipahami dengan memberikan pengertian bahwa Indonesia adalah
bangsa yang menempati kepulauan, dengan memiliki sumber daya alam (SDA) yang
kaya tidak hanya di darat, tetapi juga di laut, dengan sistem nilai budaya
bahari yang terbuka dan egaliter.
Upaya membangun kembali kesadaran wawasan maritim ini dilakukan melalui
penyempurnaan kurikulum pendidikan nasional, pendidikan dan latihan bagi
aparatur, dan sosialisasi melalui multimedia. Sosialisasi melalui multimedia
diharapkan dapat memenuhi tuntunan global terhadap sarana pembelajaran dan
pemahaman yang lebih mengena dan interaktif. Penyempurnaan kurikulum pendidikan
nasional dilakukan dengan penambahan materi-materi yang berorientasi pada
pengetahuan dan pemahaman terhadap laut dan perikanan Nusantara.
Rabu, 25 September 2013
Pengembangan Industri Rumput Laut Indonesia
Produksi
rumput laut Indonesia, khususnya jenis-jenis rumput laut yang tumbuh di
daerah tropis adalah yang terbesar di dunia. Kontribusi Indonesia dalam bahan baku
sudah diakui internasional, tetapi peran dan kontribusi Indonesia dalam industry
pengolahan rumput laut masih harus ditingkatkan dan masih memiliki peluang cukup
besar, seperti untuk industri agar-agar dan industry karaginan. Program
pengembangan industry rumput laut nasional, sejalan dengan program-program
pembangunan sector dan pengembangan komiditilainnya, terutama dalam hal pro-job,
pro-poordanpro-growth.
Lemahnya
penguatan struktur industry rumput laut nasional, menyebabkan Indonesia masih dikendalikan
oleh buyer dari luar. Karenanya langkah yang harus segera dilakukan adalah
memprogramkan penguatan struktur industry rumput laut nasional dari hulu ke hilir.
Membuat “cetak biru (blue print)” pengembangan industry rumput laut nasional
yang berkelanjutan, dengan strategi pencapaiannya 5 sampai 10 tahun kedepan,
juga merupakan hal yang mendesak untuk dilakukan. Tentunya dengan melibatkan berbagai
pihak pemangku kepentingan, termasuk para pelaku usaha.
Program
yang bersinergi dan terkoordinasi dengan baik antar kementerian terkait-dari pihak
pemerintah- dan para pelaku usaha di pihak lain seperti para petani, pedagang,
eksportir, dan industry pengolah, termasuk di dalamnya lembaga keuangan Bank
dan non-bank, akan menjadi kunci keberhasilan pencapaian “cetak biru”
pengembangan industry rumput laut nasional secara berkelanjutan.
Untuk
keperluan tersebut di atas, Tim Rumput Laut BPPT bekerja sama dengan Indonesian
Seaweed Society (Masyarakat Rumput Laut Indonesia) dan Asosiasi Rumput Laut
Indonesia (ARLI) melakukan kajian dan perumusan strategi pengembangan industry rumput
laut nasional secara berkelanjutan, sebagai bahan masukkan bagi kementrian terkait,
khususnya Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Perindustrian,
Kementerian Riset dan Teknologi serta para pelaku usaha lainnya yang terkait.
Langganan:
Postingan (Atom)