![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimJL2eJQaBA9yht5qsEhpZajElPeARn_TOf04Kp6OHs853-RPRT46KNvBSJQYYAyxBu5s7G9cCTMJP709qn4S7X_zkjjQ2V70Gw0j5ps5N-8_bwwv5gejSd2PRMKUuUoBwLiW_YIxAuPc/s320/gabus.jpg)
Produk ekstrak gabus berguna membantu meningkatkan kesehatan serta mempercepat kesembuhan dan pemulihan penderita: kekurangan albumin, protein, haemoglobin, zat besi, penyakit stroke, diabetes mellitus, kanker, lupus, parkinson, jantung, penyakit hati, ginjal, asma, pasca operasi, lanjut usia, dan lain-lain.
Gabus Selayang Pandang
Ikan
gabus dikenal dengan beberapa nama lain, misalnya: haruan, kocolan, bogo,
licingan, kutuk/ kotes (Jawa), common snakehead (Inggris), dan Ophiocephalus striatus (Latin). Ikan ini
termasuk dalam golongan ordo Labyrinthici, dengan ciri khas pada kepalanya
terdapat rongga-rongga guna menyimpan persediaan udara untuk pernafasan
sehingga dapat hidup di air dengan kadar oksigen yang rendah. Bersifat
karnivora, gabus adalah pemakan hewan-hewan lain yang lebih kecil seperti cacing,
anak ikan, udang, ketam dll.
Bentuk
ikan gabus kepalanya menyerupai ular, badannya hampir bulat, panjang, dan makin
ke belakang makin menjadi gepeng, punggungnya cembung dan perutnya rata.
Panjang tubuhnya dapat mencapai 100 cm, dan hidupnya di muara-muara sungai dan
danau-danau.
Ikan Gabus Untuk
Program Kemanusiaan
Adalah
Florentinus Nurtitus, S.Si.T, seorang ahli gizi (dietician) di Rumah Sakit
Elizabeth Semarang, yang berhasil memproduksi dan memasarkan ekstrak ikan gabus
sebagai suplemen makanan tambahan bergizi tinggi di Kota Semarang. Meskipun
bukan pionir untuk penemuan ini, namun tekadnya yang kuat untuk memberikan
pencerahan kepada masyarakat tentang pentingnya mengkonsumsi ikan patut
diacungi jempol.
Awalnya
Florentinus tidak berminat, namun dokter rekan sekerjanya terus mendesaknya untuk menemukan sejenis
makanan tambahan dengan harga murah dan mudah didapat. Rekan kerjanya
menegaskan bahwa makanan tambahan ini sangat penting untuk kemanusiaan. Sebagai
contoh, ketika kadar albumin seseorang rendah dan memerlukan penanganan medis
di rumah sakit, maka akan diperlukan sedikitnya 6 pak infus albumin dengan
harga sekitar Rp. 1.500.000,dan ini dinilai memberatkan pasien. Bandingkan
dengan produk serupa yaitu Sari Mina yang hanya Rp.55.000 perpak dengan kemasan
50 cc, yang setara dengan 1 pak
infus. Jika diperlukan
6 pak berarti hanya Rp. 330.000.
Fenomena
ikan gabus bermula dari penelitian khusus oleh Prof Dr. In Eddy Suprayitno MS,
Guru Besar Ilmu Biokimia Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya tahun 2003,
dengan judul'Albumin Ikan Gabus (Ophiocephalus striatus) sebagai Makanan
Fungsional Mengatasi Permasalahan Gizi Masa Depan". Penelitian tersebut
membahas tentang gangguan sintesis albumin yang biasanya terjadi pada pengidap
penyakit hati kronis, ginjal serta kekurangan gizi. Lebih lanjut, Dr. Eddy
Suprayitno bekerjasama dengan dokter bedah digestif melakukan perbandingan
antara Human Serum Albumin (HSA) yang harganya sangat mahal dengan Fish Albumin
Ikan Gabus yang berharga jauh lebih murah. Terbukti suplemen ikan gabus dapat
mempercepat penyembuhan luka hingga 30% (dari rerata 10 hari menjadi 7 hari).
Dalam
penelitiannya, Dr. Eddy Suprayitno menjelaskan bahwa kandungan protein ikan
gabus cukup tinggi bila dibandingkan ikan yang lain yaitu 25,2 g / 100 g daging
ikan gabus segar. Ikan gabus juga mengandung 6,2 % albumin dan 0,001741% Zn
dengan asam amino esensial yaitu treonin, valin, metionin, isoleusin, leusin,
fenilalanin, lisin, histidin, dan arginin serta asam amino non esensial seperti
asam aspartat, serin, asam glutamat, glisin, alanin, sistein, tiroksin,
hidroksilisin, amonia, hidroksiprolin, dan prolin.
Penelitian
manfaat ikan gabus untuk mempercepat perbaikan status gizi juga dilakukan oleh
Dr.dr. Sri Adiningsih,MS,MCN, akademisi dari Universitas Airlangga dan Prof DR.
dr Nurpudji A. Taslim, MPH, SpGK, ahli gizi dari Universitas Hasanudin. Untuk
meningkatkan asas kepraktisan pengkonsumsian ikan gabus, Dr. Nurpudji bahkan
telah mengembangkan supplemen tersebut dalam bentuk kapsul.
Sari Mina, Ekstrak Ikan
Gabus Bentuk Cair
Sari
Mina adalah produk olahan ikan gabus dalam bentuk ekstrak filtrasi beku yang
telah diproduksi dengan sistem tertentu sehingga nilai gizinya sama dalam
setiap kemasannya. Sari Mina dipasarkan dalam ukuran 5o cc /bungkus yang
dikemas dalam kantung plastik dan disimpan dalam kondisi beku (< -10 derajat
celcius) agar tahan lama dan dalam kondisi stabil (maksimal 3 bulan sejak
diproduksi). Produk tersebut telah banyak digunakan pasien rawat inap maupun
rawat jalan sejak awal tahun 2004 di RS Elisabeth Semarang.
Produk
ekstrak gabus berguna membantu meningkatkan kesehatan serta mempercepat
kesembuhan dan pemulihan penderita: kekurangan albumin, protein, haemoglobin,
zat besi, penyakit stroke, diabetes mellitus, kanker, lupus, parkinson,
jantung, penyakit hati, ginjal, asma, pasca operasi, lanjut usia, dan
lain-lain. Dosis
yang dianjurkan untuk penyembuhan adalah 100 - 150cc per hari atau 2 - 3
bungkus (@ 5occ) per hari, dapat diminum langsung setelah ditiriskan dengan
cara kemasan direndam dalam air hangat (tidak panas) pada waktu pagi dan sore,
atau tergantung kebutuhan. Apabila Sari Mina digunakan untuk menjaga kondisi
tubuh maka dosis bisa diatur antara 1-2 kali per hari saja atau cukup 1-2
bungkus (@ 5o cc) per harinya. Menurut Florentinus, kandungan albumin 1 pak
kemasan Sari Mina setara dengan 20 butir putih telur.
Filtrat
Sari Mina bisa langsung diminum
bagi pasien yang sadar atau bisa dicampurkan ke dalam makanan lewat pipa (sonde) bila kondisi pasien sangat
lemah sehingga
tidak mampu makan atau kesulitan menelan atau dalam kondisi tidak
sadar. Apabila albumin pasien di dalam darah terlalu rendah dan diinstruksikan
oleh dokter untuk ditambahkan albumin melalui pembuluh darah/infus maka
pemberian/konsumsi Sari Mina bisa dihentikan dahulu dan apabila pemberian
albumin telah selesai maka pemberian/konsumsi Sari Mina bisa dilanjutkan.
Pemberian Sari Mina bisa juga tetap dijalankan walaupun ditambahkan albumin
melalui infus dengan mempertimbangkan asupan total protein yang masuk
disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi serta penyakit.
Gabus Tangkap Kandungan Proteinnya Lebih Tinggi
Gabus Tangkap Kandungan Proteinnya Lebih Tinggi
Ikan
gabus yang diolah oleh Florentinus bukan dari sembarang tempat, ia hanya
mengambil ikan dari perairan Rawa Pening Semarang. Pertimbangannya karena
airnya tenang, luas dan masih alamiah. Menurut Florentinus, ikan gabus yang
hidup dengan karakter air seperti ini mempunyai kadar protein yang lebih tinggi
dibanding tempat lain. Sementara menurut penelitian Prof Dr. Eddy Suprayitno,
kandungan albumin ikan gabus air payau lebih tinggi, 4,76 % dibanding gabus air
danau yaitu o,8 %. Selain itu, gabus jantan kadar albuminnya 6,7 %, lebih
rendah dibanding betina yang mencapai 8,2 %.
Ikan
gabus yang akan diolah sebaiknya berukuran 1 kg atau lebih, karena jika
beratnya belum mencapai 1 kg maka dari segi produksi kurang optimal karena
kadar protein yang dihasilkan dari ikan yang beratnya di bawah 1 kg lebih
rendah. Kadar
protein yang diperoleh dari 1 ekor gabus ukuran 1 kg, masih lebih tinggi daripada yang diperoleh dari 2 ekor ukuran 500 gram. Dalam satu kali produksi (biasanya 2 minggu sekali) dibutuhkan 70-100 kg ikan gabus, dan 1 kg ikan akan menghasilkan 170-200 cc ekstrak ikan gabus. Dalam melakukan proses produksinya, Florentinus dibantu oleh 6 orang pegawai.
protein yang diperoleh dari 1 ekor gabus ukuran 1 kg, masih lebih tinggi daripada yang diperoleh dari 2 ekor ukuran 500 gram. Dalam satu kali produksi (biasanya 2 minggu sekali) dibutuhkan 70-100 kg ikan gabus, dan 1 kg ikan akan menghasilkan 170-200 cc ekstrak ikan gabus. Dalam melakukan proses produksinya, Florentinus dibantu oleh 6 orang pegawai.
Ketika
awal-awal produksi, ekstrak gabusnya masih berbau sangat amis dan dikhawatirkan
belum dapat diterima oleh setiap orang. Atas saran dari istrinya, maka
Florentinus menambahkan esen aroma jeruk wangi pada ekstrak ikan gabusnya agar
baunya tidak terlalu menyengat dan lebih dapat diterima oleh banyak orang. Mengingat karakter ikan gabus yang cenderung cepat busuk dibanding dengan ikan
lain karena kadar proteinnya yang sangat tinggi, maka ikan yang datang harus
segera diolah. Permasalahan saat ini adalah ukuran pasokan ikan yang didapat
seringkali kurang dari 1 kg. Namun Florentinus enggan mengambil gabus dari
hasil budidaya atau gabus laut, karena gabus liar di perairan umum dinilai
mempunyai kandungan protein paling tinggi.
Proses
pembuatan ekstrak gabus Sari Mina :
1.
Cuci dan bersihkan.
2.
Sayat secara vertikal di sepanjang punggung dan seluruh badannya
3.
Kukus ikan hingga minyaknya keluar.
4.
Tampung minyak yang keluar dan takar sesuai ukuran
5.
Tuang ke dalam kemasan plastik dan masukkan kedalam mesin pembeku.
sumber
: Warta Pasar Ikan, Ditjen P2HP DKP, 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar